“Makan mie pake sumpit, belinya di Jayakarta, hatiku memang sempit, tapi tak sesempit Transjakarta”.
Demikian salah satu pantun dalam pameran berjudul Kartun Gombal Jakarta
sebagai bagian dari pameran para kartunis bertema Art Creativity
Technologies (ACTs) di Bentara Budaya Jakarta, 19 hingga 24 Juni 2012.
Para kartunis bicara Jakarta dengan visualisasi serta kosa kata yang
nyeleneh namun tetap apik. Pada karya Hendrikus misalnya, tertulis teks,
“orang miskin ngakunya tajir, lewat mana aja pasti kejebak banjir”.
Gaya nyeleneh pun muncul dalam kartun dan pantun Sasmoyo A Gunarso. Pada
visualisasi wanita mengerik tubuh pria, dia menyertakan teks pantun
“Masuk angin enaknya dikerik, kapan yaaa nggak mati listrik???”.
Sementara pada karya lain, Sasmoyo menampilkan sosok raja di tengah
kemacetan, dengan pantun “ada raja pake jaket, Jakarta semakin macet”.
Pada kartun soal joki, Muhamad Najib, menulis pantun “makan gudeg pake
kikil, biar kenyang tambah bakwan, pagi sore ganti mobil, ini gue joki 3
in one!”.
Pameran yang disponsori penuh oleh Pertamina ini digelar sebagai
perayaan ulang tahun Bentara Muda. Tema pameran ini direspons antusias
oleh generasi muda di Jakarta, Yogyakarta, Solo, dan Bandung.
“Partisipasi Pertamina dalam kegiatan yang merangkul anak-anak muda ini
merupakan wujud keyakinan Pertamina bahwa anak-anak muda adalah energy
baru bangsa yang memiliki pengetahuan tentang seni budaya bangsanya.
Pertamina juga ingin membangkitkan kreativitas generasi muda untuk
memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya agar menjadi lebih bernilai
guna,” kata VP Corporate Communication Pertamina, Mochamad Harun. SuaraJakarta.net